Cerita inspiratif aktivis lingkungan Yogyakarta yang memadukan strategi mahjong dan seni pop art untuk gerakan ramah bumi dan inovasi kreatif.
Di sebuah sudut kota Yogyakarta yang penuh deretan kafe dan galeri seni, Lestari Wibisono berdiri di antara pot-pot tanaman yang menghijaukan halaman rumahnya. Aktivis lingkungan ini dulunya hanyalah seorang desainer grafis yang gemar menggambar, tetapi perjumpaannya dengan krisis lingkungan di lingkungannya sendiri—banjir akibat sampah plastik dan udara yang kian panas—mendorongnya untuk bergerak lebih jauh.
Namun, awalnya jalan Lestari tidak mudah. Komunitas kecil yang ia bentuk, “Bumi Pop,” sempat dianggap hanya kumpulan seniman yang “sekadar melukis pohon.” Kurangnya dana, skeptisisme masyarakat, dan keterbatasan tim membuatnya hampir menyerah.
Inspirasi datang dari tempat yang tak disangka. Saat berkunjung ke rumah neneknya di Semarang, Lestari diajak bermain mahjong, permainan strategi tradisional Tiongkok. Di sanalah ia terpesona oleh pola pikir yang dibutuhkan: kesabaran, membaca peluang, dan merancang langkah jauh ke depan. Ia kemudian mendalami berbagai versi modern, termasuk “Mahjong Ways 3,” bukan untuk berjudi, tetapi untuk memahami dinamika strategi dan pengaturan sumber daya.
Di sisi lain, kecintaannya pada seni pop art—dengan warna-warna berani dan pesan sosial yang lugas—menjadi medium yang sempurna untuk menyuarakan isu lingkungan. Dari perpaduan inilah lahir filosofi: berstrategi seperti pemain mahjong, tetapi mengekspresikan pesan sekuat pop art.
Peta Jalan Ramah Bumi
Lestari dan timnya menyusun rencana jangka panjang layaknya menata tile mahjong. Mereka mengidentifikasi “keping” masalah utama: limbah plastik, minimnya edukasi, dan pendanaan. Setiap keping diberi prioritas dan waktu pengerjaan.
Galeri Pop-Up Daur Ulang
Mengadopsi semangat pop art, mereka membuat pameran seni dari sampah plastik berwarna-warni. Pameran ini berpindah-pindah ke sekolah, kafe, dan mal. Strategi ini menarik pengunjung muda yang kemudian belajar tentang daur ulang.
Kolaborasi Lintas Komunitas
Lestari mengajak komunitas pemain mahjong senior untuk mengadakan “Turnamen Hijau,” di mana peserta berdonasi bibit pohon sebagai tiket masuk. Ini bukan ajang perjudian, melainkan ajang temu lintas generasi yang menanamkan pesan menjaga bumi.
Pemasaran Digital Kreatif
Di media sosial, mereka menampilkan karya seni dengan konsep “setiap sampah punya cerita.” Konten penuh warna ala pop art menjadi magnet yang memikat ribuan pengikut baru.
Dua tahun kemudian, “Bumi Pop” mencatat perubahan nyata. Lebih dari 5.000 kilogram sampah plastik berhasil dikumpulkan dan diolah menjadi karya seni maupun produk upcycle. Dukungan sponsor lokal mengalir, bukan karena janji keuntungan, tetapi karena kekuatan pesan yang unik.
Di tingkat personal, Lestari merasakan pertumbuhan besar. Ia belajar bahwa strategi bukan hanya soal menang, tetapi soal keberlanjutan. “Seperti mahjong, kita harus tahu kapan menahan, kapan melepaskan,” ujarnya.
Kisah Lestari menunjukkan bahwa inspirasi bisa datang dari mana saja, bahkan dari permainan lama atau aliran seni yang semula dianggap hiburan semata. Berikut beberapa tips praktis:
Ambil Waktu untuk Merenung: Kadang ide terbaik muncul saat kita keluar dari rutinitas.
Gabungkan Bidang yang Berbeda: Jangan takut mencampur dunia yang tampaknya tak berhubungan—strategi permainan dan seni visual bisa menjadi kombinasi kuat.
Buat Pesan yang Menyentuh Emosi: Warna dan cerita yang menggugah sering lebih berkesan daripada angka dan data.
Lestari membuktikan bahwa menjaga bumi tidak harus kaku atau menakutkan. Dengan strategi setajam permainan mahjong dan semangat pop art yang penuh warna, ia menyalakan harapan bahwa kreativitas mampu menggerakkan perubahan—satu keping demi satu keping, hingga dunia menjadi lebih hijau dan penuh seni.